Senin, 11 April 2016

Sesar Kedua Kalinya

OMG OMG... Seakan tak percaya sudah dapet waktu untuk nulis lagi. Mungkin bukan nulis tp tepatnya curhat.

Udah hampir 3 tahun ya sejak punya anak satu (nulis terakhir tentang lahiran anak pertama) dan sekarang sudah punya anak dua. Aku mulai  dari mana ya? Oke oke.. mulai dari lahiran anak kedua kali ya..

Joanna Ulinaro Sijabat
Lahir di RS Hermina Bekasi tanggal 22 Oktober 2015 lalu dengan bobot 3.05 kg dan panjang 49cm. 
Dari awal hamil sudah berniat mau lahiran normal (VBAC) tapi takdir bilang harus sesar lagi. Udah sampe yoga tiap hari, beli buku Melahirkan Tanpa Rasa Sakit yg menurutku membantu banget untuk memberi sugesti kalo lahiran itu diciptakan demikian adanya. Suka sedih juga gak pernah ngerasain yg namanya pembukaan tapi ya demi kesehatan juga. Kena varises vagina membuat aku yg waktu itu sudah masuk kehamilan 40 weeks tapi tidak ada tanda-tanda dan sudah tidak kuat berdiri jadilah  diambil keputusan untuk sesar lagi. Yap, demi kesehatan dan demi anak yang diperutku ini. Aku ikhlas dan pasrah jadilah milih tanggal. Dikasih pilihan tanggal antara 21 sampe 23, aku milih tanggal 22 karena biar samaan dengan abangnya tanggal 22 juga.

Perbedaan yang sungguh mencolok antara operasi pertama dan kedua adalah

1. Rasa Sakit
Mungkin karena sudah pengalaman sebelumnya, rasa sakit setelah operasi gak sesakit dulu. Udah tau trik2 mengatasi rasa sakit itu misalnya dengan terus mencoba dan mencoba untuk duduk sendiri, jangan memaksakan untuk mandi di hari pertama setelah operasi, mencoba untuk tidur sekuat tenaga karena akan menghadapi masa2 lembur lagi.

2. Trauma
Trauma sangat terasa di  kehamilan pertama. Pengalaman yang paling membuat takut adalah ketika suntik epidural (anastesi sebelum operasi). Dengan posisi sambil duduk dan disuntik bagian tulang belakang, perasaan seperti akan disuntik mati. Entahlah, aku dapat imajinasi dari mana. Ada pula cerita teman yang sampai 3 kali disuntik karena ternyata anastesinya tidak berfungsi sempurna (OMG maafkan saya jika Anda baca ini ketika akan melahirkan, Bukan menakut-nakuti, tenang saja karena memang prakteknya gak seseram ceritaku ini). Sejak baca buku itu (give me time to fine the book.), rasa trauma seakan berkurang (ga hilang sih -_-). Aku lebih siap secara psikis untuk menghadapi persalinan kali ini. Semangat terbesar datang dari keinginan untuk bertemu dengan buah hatiku yang membuat penasaran mukanya spt aku atau bapaknya (lagi).

3. Recovery
Mungkin karena desakan anak pertama yang butuh perhatianku dan anak kedua yg butuh belaian tanganku (asekk), aku cepat sekali pulih dibanding sebelumnya. Hanya seminggu Mamaku membantuku untuk memandikan si kecil (Makasi Mak e udah sebulan bersamaku, mendampingiku). Selanjutnya aku sudah mengambil alih semua pekerjaan. Walau masih ada Mama yang nemenin, sebisa mungkin aku kerjakan sendiri karena aku harus belajar jika tiba2 Mama harus pulang ke kampung. Waktu melahirkan anak pertama, keberangkatan Mama yang buru2 ke kampung bikin aku syok dan sedih karena harus ditinggal. Pekerjaan yang paling membuatku kuatir adalah MASAK. Buat aku yang sudah terbiasa makan masakan rumah membuat aku harus masak sendiri. Terkadang ingin beli di luar tapi mikir lagi kalo mau beli gimana caranya dengan punya 2 batita haha..

Untuk persamaannya mungkin sakitnya, deg-degannya masih sama haha..

Waktu nulis ini Joan udah 5 bulan lebih dan 10 hari menuju lulus ASIX a.k.a mulai MPASI. what?what??? Anak kedua memang cepat banget gedenya. Asli ga berasa waktu bergulir begitu cepat. Mungkin karena kesibukan yang tiada habisnya atau karena sudah punya pengalaman sebelumnya.

Cerita tentang putri kecilku ini akan ada di tulisan selanjutnya ya temans. Don't miss it! haha..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar