Kamis, 11 Juli 2013

My new life with my son (Jayden Javiero Sijabat)

Yesss.. dan akhirnya pulang ke rumah bersama Papa dan Opung Boru/ Op. Gendut. Rumah yg jauh2 hari sudah kami siapkan untukmu sayanggg.. ini rejeki yg Tuhan siapkan untukmu dan untuk Papa Mama.

Sampe di rumah sudah ditunggu Opung doli + Tua Dio dan abang Dio. Senang sekali walopun sempat kena macet di jalan. Ketawa-ketiwi dan cerita pjg lebar spt biasa ketika kami bertemu orangtua. Semakin malam barulah terasa ada yang berbeda. Aku harus berjuang bangun sendiri untuk bolak-balik nyusuin anakku yang kalo mimik bs setengah jam sekali. Wajar karena ASInya belum banyak jadi berasa kurang terus. Kadang setelah mimik, aku bangunin Mama untuk gendong hingga JJ kembali terlelap.

Suatu pagi aku mengeluh kecapekan karena SAMA SEKALI tidak bisa tidur. Setiap anakku bergerak, aku langsung panik. Pagi itu aku minta diurut sama Bapak karena suami udah pergi kerja. Dengan sabar Bapak mengurut kakiku dan kakakku urut punggungku yang lelah menyusui sepjg malam. Tak terasa airmataku mengalir (aduh jadi malu). Entah apa yang ada di pikiranku saat itu tapi aku merasa ciut banget karena kondisiku saat itu masih sakit pasca operasi, puting lecet dan berdarah. Aku merasa tak berguna. Aduhhh.. inikah yang disebut baby blues? Semoga cepat berakhir, pikirku. Yang bikin malu adalah ketika Bapakku bilang 'ya itulah seorang ibu harus merasakan sakitnya. Kenapa kakak2mu bisa menghadapinya tapi kamu gak?' Iya juga ya...

Rencana acara2 keluarga sudah di depan mata. Minggu pertama ada syukuran rumah baru sambil perayaan lahirnya anakku (kalo orang batak menyebutnya maresek-esek). Minggu kedua arisan Op. Sijabat. Minggu ketiga arisan partanjung (Parsahutaon suami). Bayangkannnn...punya orok tapi harus heboh. Bukannya senang malah nambah pikiran. Tapi gapapa sih biar sekalian capek. Bukannya kenapa soalnya badan masih sakit ehh malah harus repot 3 minggu berturut-turut. Pikiran campur aduk jadinya bikin aku moody banget. Sempat ASInya sedikit, mungkin karena banyak pikiran dan banyak pula larangan (biasalah sodara yg sudah pengalaman biasanya sok paling tau) yang suka gak sesuai dengan yang kita tau baik dari dokter atau baca2 di internet . Apalagi yang berbau ASI, bukan seperti dulu lagi yang minim pengetahuan tentang hal itu. Sudah sangat banyak infonya di google. Yang bikin kesal adalah ketika anak rewel malam hari, katanya itu pertanda anaknya mau makan jadi dikasih aja makan bubur instan. Ohemjiiiii.. sebulan pertama memang kuakui anakku rewel malemnya mungkin karena ASI kurang tapi ya wajarlah karena produksi ASI juga masih sedikit tapi tenang lama2 akan menyesuaikan baik bayi kita maupun kuantitas ASInya. Mudah2an aku bisa ASI eksklusif bahkan kalo bisa sampai 2 tahun. Kalo sudah bad mood, lagi2 suami jadi pelampiasan. Aku suka marah2 gak jelas. Sampe sekarang aja masih suka kebawa haha... sabar ya sayang. Aku tau dia pria hebat yang bisa menerima kekuranganku apalagi di masa2 seperti sekarang.

Tiga minggu sudah berlalu dan semua acara sudah kami lewati. Fiuhhh.. plong rasanya. Terima kasih buat eda dan kakak yang membantu. Dan akhirnya satu persatu saudara dan kerabat berpulangan ke rumah masing2. Tinggallah aku dan Jeje beserta bapake. Setelah 3 minggu barulah Bapaknya tidur bersama anaknya hahaha... karena selama ini ada Mama atau mertua yang nemenin aku ama Jeje malamnya. Bapak hebat walaupun udah capek banget kerja, masih suka kebangun malamnya walaupun hanya sekedar bikinin susuku atau hanya menemani lembur. Jadwal kami sekarang adalah jam 7-12 malam adalah bagian suami untuk mengawasi Jeje dan aku akan tidur nyenyak jam segitu. Nah selebihnya sampai pagi adalah giliranku. Masih sedikit kewalahan malamnya karena permintaan mimiknya masih sering sedangkan air ASI nya belum sebanyak yang dia harapkan.

Sebulan tepat usianya Jeje udah anteng terutama tidur malam. Terima kasih Tuhan karena aku sudah bisa mencuri2 waktu untuk tidur. Anakku memang hebat, dia tau emaknya butuh istirahat. Apalagi saat itu Jeje belum pintar menyusu sambil tiduran jadi mau gak mau setiap dia minta minum malamnya harus posisi duduk yang bikin tulang belakang suka pegal dan masuk angin.

Hari berganti hari, hidupku tak bisa dipisahkan darinya. Sedikitpun. Sampai pada akhirnya aku punya ART yang nginap di rumah tapi tetap aku gak ngasih dia pegang anakku full hanya pada saat aku kelelahan atau harus makan atau mandi.

Berawal dari bertingkahnya ARTku membuat aku memutuskan untuk full jadi ibu rumah tangga. Aku gak sanggup harus pergi bekerja sementara meninggalkan anakku dengan orang yang tidak bisa kupercaya.  Bukan hal yang gampang, serius. Mungkin banyak ibu2 yang mendambakan tidak bermacet-macet atau stres di kantor dan memilih di rumah. Tidak demikian denganku karena aku sangat suka bersosialisasi (klise banget ya) atau katakanlah aku sudah terbiasa yang bikin aku akan merasa stres jika harus sepanjang hari di rumah. Mungkin bukan ibu yang baik tapi sekarang aku sudah menerimanya. Aku harus bisa bertahan dan kuat untuk Jeje. Tak akan habis permasalahan tentang uang atau pekerjaan. Uang bisa dicari tapi masa2 emas anak tidak akan tergantikan.

Menjalani hari sebagai ibu rumah tangga bukan hal mudah tapi setiap kulihat perkembangan anakku dari masih hanya bisa mendengar sampai melihat dan ngoceh seperti sekarang (almost 4 months) adalah hadiah terindah buatku. Dari Tuhan. Tak akan ku sia2kan anugrah yang Tuhan kasih karena aku sudah menunggunya selama 3 tahun lebih.

Yak begitulah hari-hariku. Bangun, ajak jalan2 Jeje, mandiin trus nyusuin dan sekarang ada Ani yang membantuku untuk gantian menggendong Jeje. Trus sorenya begitu lagi. Harus ku syukuri, kunikmati.

Salam,
Mamak2 gahol ♡♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar